Thursday, May 15, 2008

Iman dan Taqwa

Fenomena kehidupan sekarang ini adalah kompetisi atau usaha keras yang dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan taraf kehidupan kompetisi untuk meningkatkan pendidikannya dan kualitas hidup.

Untuk itu kita bisa melihat seorang anak manusia yang rela pergi pagi pulang malam hanya untuk bekerja mendapatkan pemasukan yang lebih banyak.

Tidak heran ada yang rela mengeluarkan uang puluhan jutaan rupiah hanya untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik. Ada juga yang rela menyuap agar mendapatkan posisi yang lebih baik di tempatnya bekerja dan lain-lain. Namun, apakah kita sudah berusaha untuk meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah? Sudah berapa banyakkah kita berkorban untuk meningkatkan iman dan ketakwaan kita?

Iman adalah harta termahal yang dimiliki oleh manusia dan tidak dapat dinilai walaupun dibandingkan dengan dunia beserta isinya. Bila iman hilang, maka hilanglah nilai manusia di mata Allah.

Orang yang tidak beriman, seluruh amal perbuatannya tidak ada artinya lagi. Atau dengan kata lain, orang yang hidup tanpa iman, maka orang ini sama seperti binatang bahkan lebih buruk dari binatang yang hanya sekedar hidup, makan dan mati tanpa nilai.

Besarnya nilai iman ini dijelaskan oleh Allah dalam banyak ayat di dalam Alquran yang salah satunya mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak itu). (QS 'Ali-'Imrân [3]: 91)

Dalam sejarah Islam kita bisa mendapatkan gambaran tentang betapa bernilainya iman ini bahkan lebih bernilai dari nyawa dan jiwa.

Sejarah mencatat berapa banyak para sahabat yang harus menemui kematian, hanya karena tidak mau keluar dari agama Islam. Begitu juga dengan ketegaran hati dan kekuatan iman yang mantap yang membuat para sahabat tetap memilih iman walaupun harus dikucilkan oleh orang tua dan keluarganya.

Semakin kuat dan kokoh iman seseorang, maka akan semakin baiklah kualitas hidupnya. Sebaliknya, semakin rendah kualitas iman seseorang, maka akan semakin rendahlah kualitas hidup orang tersebut.

Iman merupakan energi terbesar yang akan mendorong seseorang untuk tampil bersemangat dalam menjalani kehidupannya. Iman akan menjadi pegangan kuat seseorang saat ia tidak berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya sehingga ia tidak menjadi lemah, stres ataupun depresi. Lihatlah para sahabat seperti Abu Bakar yang tampil menjadi pengusaha besar pada zamannya. Begitu juga Umar yang tampil menjadi pemimpin yang begitu bersahaja dengan keimananya.

Ibnu Mas'ud, yang hanya seorang pengembala yang kurus akhirnya menjadi mufassir besar di antara para sahabat lainnya, karena pembentukan iman dan masih banyak contoh lainnya.

Oleh sebab itu, marilah kita kokohkan iman dan jiwa kita dan marilah kita tingkatkan kualitas iman kita agar mampu mewujudkan hidup yang lebih baik dan sejahtera. Wassalam

Oleh : H.Ahmad Perdana, MA

No comments: